"Pada hari itu Komisi III masih membicarakan fit and proper test Budi Gunawan. Dalam hitungan beberapa jam saja tiba-tiba entah info dari mana saat itu KPK menetapkan Budi Gunawan sebagai tersangka. Jujur, banyak anggota DPR menilai KPK arogan saat itu," kata politikus PDIP Masinton Pasaribu dalam diskusi Kamisan Formappi, Kamis (12/2/2015).
Diskusi yang berlangsung di Kantor Formappi, Jl Matraman Raya No 32B, Jakarta Timur itu dihadiri pula oleh pengamat politik Ray Rangkuti, Ketua Apindo Anton Supit, dan Kordinator Formappi Sebastian Salang. Masinton kemudian melanjutkan pernyataannya soal penilaian bahwa KPK bersifat arogan.
"Waktu itu kan ada proses politik antara DPR dengan Presiden, kenapa tidak menunggu dulu? Kalau penetapan tersangka setelah pelantikan saya rasa lebih elegan. Coba kalau dilihat kembali, Pak Budi Gunawan itu bisa mempersatukan DPR lho sehingga semua satu suara," imbuh Masinton.
Meski demikian Masinton menyadari bahwa negara ini masih butuh KPK. Masih banyak kasus korupsi yang perlu diusut.
Sementara itu Sebastian Salang menyanggah pernyataan Masinton. Menurut dia justru DPR bersikap arogan bila tidak melibatkan lembaga lain untuk melakukan fit and proper test.
"Pemilihan Kapolri itu kan hak prerogatif Presiden. Jadi tidak masalah seharusnya bila akhirnya Presiden tidak memilih calon yang telah diloloskan DPR," kata Sebastian.
0 komentar:
Post a Comment
Terimakasih Atas Komen nya ya Boss smoga bermanfaat..
God Bless You