Bareskrim Polri telah menjadwalkan pemeriksaan terkait kasus dugaan korupsi dana bantuan sosial (bansos) untuk Kwartir Daerah Gerakan Pramuka DKI tahun anggaran 2014-2015. Bareskrim pun telah melayangkan surat panggilan ke mantan wali kota Jakpus itu. Surat panggilan Bareskrim bernomor 8/PK-86/I/2017/Tipidkor bertanggal 18 Januari 2017.
Tampaknya episode baru dalam kehidupan Mpok Sylvi tidak hanya karena menjadi calon wakil gubernur DKI, tapi juga harus menerima kenyataan bahwa masa depan yang harus dilaluinya tidak akan semulus bayangannya selama ini. Beberapa bulan lalu impian indah untuk menjadi wakil gubernur DKI beserta fasilitas dan kemudahan berikut kekuasaan yang menyertainya telah tergambar indah di angan-angan, tapi gambaran indah itu seakan-akan mulai memudar bahkan sebelum mencapai hari pemilihan.
Suaminya tersandung kasus makar, meskipun baru sebatas saksi tapi tekanan hebat dalam keluarga tentu tidak ringan. Sanggahan dan kalimat manis meluncur dengan mengatasnamakan semua adalah cobaan dari Tuhan. Meskipun publik menanggapi dengan sinis ucapan tersebut Mpok Sylvi seolah tak peduli bahkan masih terus menyindir dan mencerca cagub lain. Mungkin bisa mengatakan wajar karena masa kampanye, tapi…..bila yang dikatakan benar dan jujur, bukan hanya sekedar pembodohan masyarakat.
Rasa pengar akibat suami dipanggil polisi untuk dimintai keterangan sehubungan dana yang dialirkan ke salah satu terduga pelaku makar belum hilang, ternyata Mpok Sylvi kembali dihantam dengan dugaan korupsi pembangunan masjid di masa dia menjabat sebagai walikota Jakarta Pusat. Wah, tentu Mpok Sylvi pusing kuadrat. Jenis pusing yang tidak bisa dihilangkan dengan minum Panadol 2 biji. Makan tidak enak, tidur pun tidak nyenyak, bahkan tiap kali mendengar sirine polisi saja rasanya jantung mau copot. Yah begitulah rasanya hidup saat berurusan dengan pihak berwajib.
Mpok Sylvi sebenarnya saat-saat ini sedang berfokus pada panggilan dari Bareskrim berkenaan dengan masalah pembangunan masjid, bahkan mungkin sudah menyiapkan data-data apabila tiba waktunya dipanggil oleh polisi untuk menjelaskan proses pembangunan masjid yang bermasalah tersebut. Tapi diluar dugaan, panggilan yang datang dari Bareskrim ternyata mengenai masalah lain yaitu masalah dugaan korupsi dana bansos.
Siapkah Mpok Sylvi menghadapi banyaknya masalah yang datang justru saat-saat mendekati hari pilkada yang hanya tersisa kurang dari sebulan? Dan bukan tuduhan main-main. Dengan adanya pemanggilan oleh polisi tersebut maka Mpok Sylvi akan disibukkan untuk wara-wiri memenuhi prosesnya. Dan tentu tidak bisa hanya sekali, bisa berkali-kali yang membutuhkan energi tidak sedikit. Kuatkah Mpok Sylvi? Tentu kita doakan agar kuat dan selalu sehat sehingga bisa memperjelas apakah dia bersalah ataukah tidak. Jangan sampai nanti waktu dipanggil bilang sakit, iya to?
Lalu apakah beberapa kasus yang sudah menghadang Mpok Sylvi akan serta merta menurunkan elektabilitas pasangan AHY – Mpok Sylvi? Belum bisa dipastikan. Tapi warga DKI yang waras tentu tidak mau kalau APBD yang notabene berasal dari mereka berpeluang besar akan bermasalah jika mereka memilih gubernur dan wakil gubernur yang diduga terkait dengan masalah korupsi. Kecuali warga tidak mempermasalahkan mengeluarkan uang 100 ribu rupiah untuk mendapatkan pensil seharga 5 ribu perak (kalau pake kasus masjid takut ntar dibilang penistaan jiahahaha….).